Menteri Erick Thohir sangat yakin bahwa BUMN akan mendapatkan laba sebesar Rp141 triliun pada tahun 2022. Nilai ini naik signifikan dari laba BUMN 2021 sebesar Rp124 triliun.
Hal ini dikatakan Erick Thohir karena melihat pada saat pandemi atau sepanjang 2021 perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp124 triliun, sehingga pasca pandemi net income atau penghasilan bersih BUMN diperkirakan naik.
"Kita lihat buku 2022 ini belum menjadi final sedang dalam proses dan tentunya prospektif ya, ini tetap naik Rp144 triliun," kata Erick Thohir.
Pendapatan BUMN pada 2021 mencapai Rp1.983 triliun, setara dengan 99 persen dari pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan inipun akan diperkirakan naik hingga akhir tahun ini.
Meskipun prospek kinerja BUMN di tahun ini diperkirakan membaik, namun Erick meminta perseroan tetap waspada terhadap dampak resesi ekonomi global yang diperkirakan terjadi pada 2023 mendatang.
"Saya melihat prospeknya bagus, tetapi kita tetap waspada. IMF kemarin bicara 2023 ini akan resesi dunia. Banyak negara akan bangkrut, artinya apa? Ketika konsolidasi di dalam negeri kuat, eksternal fighter kita harus diperhitungkan karena inikan supply chain rantai pasok, nah ini kita mesti waspada, terlepas di tahun ini kita lihat bagus, 2023 kita harus waspada," jelas Erick Thohir.
