Erick Thohir Meninjau Kembali Perusahaan BUMN yang Ingin Go Publik

adminweb
2022-07-22 19:17:20
Erick Thohir Meninjau Kembali Perusahaan BUMN yang Ingin Go Publik
Foto: Erick Thohir Meninjau Perusahaan BUMN yang Ingin Go Public

Menteri Erick Thohir melakukan peninjauan ulang kepada perusahaan BUMN yang ingin go public. Erick Thohir menyebutkan, saat ini terdapat 28 perusahaan pelat merah yang sudah go public . Dari jumlah itu, terdapat enam perusahaan terbuka yang hanya sekadar tercatat di bursa saham, tanpa memiliki performa yang baik.


"Kami sedang review, ada 28 perusahaan yang listing, dan enam di antaranya hanya sekadar listing, saya tidak mau itu. BUMN yang go public harus perusahan yang besar, sehat, dan bisa tanggung jawab orang berinvestasi, bukan hanya listing gaya-gayaan," ungkap Erick Thohir.


Pihaknya akan melakukan pengkajian ulang BUMN yang terbuka dan tertutup, tanpa menyebutkan perusahaan mana saja yang dimaksud.


Menteri terbaik Jokowi ini juga mengaku sudah mengingatkan para direksi dan komisaris BUMN terkait performa perusahaan yang tercatat di bursa saham. Para pengawas dan pengurus perusahaan, lanjutnya, harus memastikan perusahaan terbuka memiliki performa yang baik dan dapat menguntungkan investor.


Harga saham PT Bukti Asam (Persero) Tbk melonjak paling tinggi di antara BUMN lain, yakni 48,34% sepanjang tahun ini. Berada di urutan kedua dan ketiga ialah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dengan kenaikan harga saham masing-masing 14,91% dan 14,44%.


Berada di peringkat keempat sampai keenam berturut-turut antara lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 12,46%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 5,45%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 4,87%.


BUMN yang mencatat kinerja saham terburuk berasal dari sektor farmasi, yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk, dengan penurunan harga saham masing-masing 41,36% dan 48,88%. Sementara itu, anak usaha BUMN yang mencatat kinerja saham terburuk yakni, PT Bank Raya Indonesia dengan penurunan harga saham mencapai 58,84%.


Berikut 28 Perusahaan BUMN yang sahamnya tercatat di pasar modal.


1. PT Bukit Asam (Persero) Tbk                   48,34%

2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk        14,91%

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk        14,44%

4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk                 12,46%

5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk             5,45%

6. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk        4,87%

7. PT Timah (Persero) Tbk                        -5,15%

8. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk        -9,09%

9. PT Jasamarga (Persero) Tbk                    -9,51%

10. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk             -10%

11. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk              -14,56%

12. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk        -15,03%

13. PT Adhi Karya (Persero) Tbk                  -15,64%

14. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk                -15,84%

15. PT Waskita Karya (Persero) Tbk               -18,9%

16. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk               -25,56%

17. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk              -27,1%

18. PT Kimia Farma (Persero) Tbk                 -41,36%

19. PT Indofarma (Persero) Tbk                   -48,88%

20. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk           Suspensi

21. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia    Suspensi

22. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung               -10%

23. PT PP Presisi                                -13,79%

24. PT PP Properti                               -13,79%

25. PT Adhi Commuter Properti          -14,77% (3 bulan)

26. PT Waskita Beton Precast                     -16,67%

27. PT Wijaya Karya Beton                        -17,07%

28. PT Bank Raya Indonesia                       -58,84%