Erick Thohir Ungkapkan Bahwa Transformasi BUMN Mampu Tambah Pendapatan Rp60 Triliun

adminweb
2022-07-20 19:38:39
Erick Thohir Ungkapkan Bahwa Transformasi BUMN Mampu Tambah Pendapatan Rp60 Triliun
Foto: Erick Thohir Sebut BUMN Mampu Tambah Pendapatan

Menteri Erick Thohir katakan bahwa transformasi di dalam BUMN berhasil menambah pendapatan hingga Rp60 triliun. Dengan efisiensi, konsolidasi, dan GCG yang baik, terbukti tranformasi menghasilkan pendapatan pemerintah dari BUMN dalam tiga tahun terakhir menjadi Rp 1.198 triliun.


"Dengan efisiensi, konsolidasi, dan GCG yang baik, terbukti tranformasi menghasilkan pendapatan pemerintah dari BUMN dalam tiga tahun terakhir menjadi Rp 1.198 triliun, naik Rp 60 triliun saat masa krisis," kata Erick Thohir.


Peluncuran holding BUMN lintas sektor ini juga merupakan yang pertama kali di BUMN. Dari transformasi tersebut, laba bersih BUMN saat ini pun meningkat signifikan menjadi Rp 124 triliun dari sebelumnya Rp 13 triliun


Pencapaian ini merupakan loncatan yang luar biasa, kata Erick. Dilihat dari rasio utang terhadap modal yang diinvestasikan juga menurun dari sebelumnya 39% menjadi 35%. Artinya, citra BUMN yang memiliki banyak utang itu keliru.


"Kalau di sektor swasta, modal itu biasanya lebih kecil daripada utang antara 37% dan 70%. Justru di BUMN ini kebalik. Jadi, kita jangan terjebak persepsi karena ini berdasarkan fakta dan data," jelas Erick.


Erick menambahkan, pembentukan Holding Danareksa bermaksud untuk mempercepat transformasi di tubuh Kementerian BUMN.


Dalam holding tersebut, PT Danareksa ditunjuk menjadi induk dengan 10 BUMN lain sebagai anggota holding, seperti PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.


Kementerian BUMN sebelumnya sudah melakukan perampingan dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN. Kemudian, dari 27 klaster menyusut menjadi 12 klaster. Meski demikian, dirinya mencermati masih perlu adanya kekuatan baru.


"Karena itu, sejak awal kita membentuk Holding Danareksa untuk mengawal para perusahaan BUMN yang tidak masuk klaster. Di samping itu juga ada kepentingan di klaster BUMN untuk melakukan sinergitas bisnis model," ungkap Erick Thohir.


Di sektor pariwisata, misalnya, Kementerian BUMN sudah memiliki holding pariwisata yang menggabungkan bandara, Sarinah, dan tujuan wisata menjadi satu grup. Hal ini dimaksudkan agar BUMN memiliki keberpihakan pada wisata lokal dan ini akan menguntungkan pemerintah daerah.


"Holding-holding lain itu dibentuk dengan tujuan itu. Tapi ada perusahaan-perusahaan BUMN atau investasi BUMN yang saya rasa perlu pemikiran pendampingan secara berkelanjutan supaya tidak dianggap anak tiri. Padahal potensinya luar biasa," tegas Erick.