Belakangan sedang heboh terkait pembelian BBM jenis Pertalite dengan menggunakan aplikasi milik Pertamina, yakni MyPertamina. Ternyata ini adalah alasan Menteri BUMN Erick Thohir mengiyakan pembelian Pertalite dengan aplikasi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, pemerintah menggelontorkan dana Rp 500 triliun untuk subsidi energi, di mana sebagian untuk BBM khususnya Pertalite dan solar. Namun, data menunjukkan hanya 20% dari BBM tersebut dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak. Artinya, 80% dari BBM ini dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak berhak.
"Sehingga kita perlu membuat bahwa jangan sampai pajak rakyat yang sudah diambil dan masuk APBN akhirnya habis bukan untuk masyarakat yang berhak," kata Arya Sinulingga.
Hal tersebut lah yang menjadi alasan Menteri BUMN Erick Thohir turut mempercayakan MyPertamina digunakan sebagai alat pendataan kepada siapa warga yang memang pantas menerima BBM yang disubsidi oleh Pemerintah Pusat.
Namun pembelian Pertalite sendiri juga tidak harus dengan aplikasi MyPertamina saja, bisa dengan cara lain yakni. Melalui website MyPertamina dan datang langsung ke SPBU. Setelah terdaftar, para konsumen ini akan diseleksi.
"Nanti setelah itu akan diseleksi oleh ESDM siapa yang berhak dari orang yang mendaftar," tambah Arya.
Mereka yang memang pantas mendapatkan BBM subsidi ini nantinya akan mendapatkan QR code yang digunakan sebagai syarat untuk membeli BBM.
"QR code ini bisa di MyPertamina, bisa di website atau nanti yang dari manual bisa mengambil di SPBU tersebut yang dulunya dia mendaftar. Dan QR code yang manual ini bisa ditempel di mobil atau kendaraan saat dia membeli Pertalite nantinya setelah terdaftar semua. Maka dia tinggal di-scan saja dan itu di luar artinya jauh dari nozzle-nya SPBU, di-scan di sana oleh petugas SPBU," jelas Arya Sinulingga.
Arya melanjutkan, pembayarannya pun tak harus menggunakan aplikasi MyPertamina, tapi bisa juga menggunakan uang tunai.